Imam Ar Razi pertama kali menuntut ilmu di bawah bimbingan ayahnya yang ternyata merupakan murid dari Imam Baghawi. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah di antaranya Khawarizmi dan Khurasan. Ia berguru dengan beberapa ulama terkenal disana, di antaranya adalah al-Kama as-Sam’ani, al-Majdi al-Jaili dan banak lagi ulama yang sezaman dengan
Biografi dan latar belakang Imam al-Syafi’e. Imam al-Syafi’e atau nama penuhnya Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Uthman bin Syafie bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin al-Muttalib bin Abdi Manaf lahir pada tahun 150H di sebuah tempat bernama Ghazzah di kota ‘Asqalan. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah SAW pada moyang
Al-Imam al-Haramain meriwayatkan, para ulama menyamakan dirham yang dibuat perhiasan dengan wakaf budak kecil. Namun beliau sendiri ragu-ragu dalam hal tersebut. 4.
Berikut biografi singkat sang Ulama Tabi'in Imam Hasan Al-Bashri (22-110 H) dikutip dari kajian Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq. Masa Kecil. Imam Hasan Al-Bashri dikenal dengan keluasan ilmu dan penguasaannya terhadap berbagai disiplin ilmu. Hal ini tidaklah mengherankan, karena sejak kecil beliau dikenal sangat gigih belajar.
Muhammad bin Hasan asy-Syaibani (wasit, 131 H/748 M.-189 H/804), ahli fikih dan tokoh ketiga madzhab Hanafi yang berperan besar dalam mengembagkan dan menulis pandangan Imam Abu Hanifah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin al-Hasan bin Farqad asy-Saybani). Lahir di Wasit, Damaskus (Syuriah) dan besar di Kufah dan menimbah ilmu di
2 – Al-Tarikh al-Ausat. Imam al-Bukhari memulakan kitab ini dengan kisah penghijrahan ke Habsyah, lalu diikuti dengan sirah nabi ketika zaman Mekah dan Madinah, biografi sahabat yang meninggal dunia ketika zaman Nabi, kemudian sahabat yang meninggal dunia ketika zaman Khulafa’ al-Rashidin yang empat.
Klasifikasi perawi Hadits: As-Sab’ah (imam yang tujuh) adalah : Ahmad Bin Hanbal, Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa`i, dan Ibnu Majah. As-Sittah (imam yang enam) adalah : semua nama di atas kecuali Ahmad Bin Hanbal. Al-Khamsah (imam yang lima) adalah : semua nama di atas kecuali Al-Bukhari dan Muslim.
Mazhab Tsauri. Mazhab Ats-Tsauri (teks arab: الثوري) merupakan mazhab fiqih dari Islam sunni yang berumur pendek yang dinisbahkan kepada pemahaman fiqih Imam Sufyan Ats-Tsauri, seorang alim besar, ahli fiqih, dan pengumpul hadits pada abad ke-2 H. [1] Setelah Imam Ats-Tsauri pindah ke Basrah, Irak di akhir hidupnya, pemahaman fiqihnya
1.1 Latar Belakang. Imam Abu Hanifah adalah salah seorang ulama atau faqih yang cukup besar dan luas pengaruhnya dalam pemikiran hukum Islam. Sebagaimana diceritakan oleh Muhammad Abu Zahrah bahwa Abu Hanifah adalah seorang faqih dan ulama yang lebih banyak menggunakan ra‟yu atau setidak-tidaknya lebih cenderung rasional.
PengertianHadist Mudabbaj. Pada bulan Dzulhijjah ini sangat banyak haul para ulama, habaib dan para wali, di awali pada saat masuk dua hari awal Dzulhijjah, haul besar-besaran Syekh Semman almadani, disusul haul-haul habaib dan lainnya, dan lagi dua hari sebelum bulan Dzulhijjah berakhir ada juga haul ulama besar dan wali besar, ahli sanad
qRwEdo. Nama beliau adalah Abdurrahman bin Amr bin Yahya Al-Auza’i. Beliau dikenal dengan nama nisbahnya, Al-Auza’i, nisbah ke daerah Al-Auza’, salah satu wilayah di Damaskus. Beliau dilahirkan pada tahun 88 H dan mengalami masa kanak-kanak dalam keadaan yatim. Namun, sejak kecil, beliau senantiasa berusaha memperbaiki diri. Sebagaimana layaknya ulama lainnya, beliau melakukan perjalanan menuju Yamamah dan Bashrah sebagai petualangan dalam menuntut ilmu. Guru dan murid Al-Auza’i Beliau mengambil hadis dari Atha’ bin Abi Rabah, Qasim bin Makhimarah, Syaddad bin Abu Ammar, Rabi’ah bin Yazid, Az-Zuhri, Muhammad bin Ibrahim At-Taimi, Yahya bin Abi Katsir, dan sejumlah ulama besar dari kalangan tabiin lainnya. Diceritakan juga bahwa beliau sempat mengambil hadis dari Muhammad bin Sirin di waktu Muhammad bin Sirin sakit. Sementara, daftar para ulama yang menjadi murid beliau antara lain Syu’bah, Ibnu Mubarak, Walid bin Muslim, Al-Haql bin Ziyad, Yahya bin Hamzah, Yahya Al-Qaththan, Muhammad bin Yusuf, Al-Faryabi, Abu Al-Mughirah, dan sejumlah ulama lainnya. Pujian-pujian untuk Al-Auza’i Selama hidupnya, Imam Al-Auza’i lebih banyak disibukkan dengan berdakwah dan mengajarkan ilmu. Abu Zur’ah mengatakan, “Pekerjaan beliau adalah menulis dan membuat risalah. Risalah-risalah beliau sangat menyentuh.” Walid bin Mazid mengatakan, “Saya belum pernah melihat beliau tertawa terbahak-bahak. Apabila beliau menyampaikan kajian yang mengingatkan akhirat, hampir tidak dijumpai hati yang tidak menangis.” Beliau juga mengatakan, “Saya belum pernah melihat orang yang lebih rajin beribadah melebihi Al-Auza’i.” Al-Haql mengatakan, “Al-Auza’i telah menjawab dan menjelaskan permasalahan.” Sementara, Al-Kharibi mengatakan, “Al-Auza’i adalah manusia terbaik di zamannya. Beliau layak untuk mendapat jabatan khilafah.” Bisyr bin Mundzir mengatakan, “Saya melihat Al-Auza’i seperti orang buta, karena khusyuknya.” Disebutkan bahwa beliau menghidupkan malamnya dengan salat dan membaca Alquran sambil menangis. Nasihat-nasihat Al-Auza’i Ada beberapa nasihat yang pernah disampaikan Al-Auza’i, di antaranya Beliau pernah mengatakan kepada Walid bin Mazid, “Apabila Allah menghendaki keburukan untuk suatu kaum, Allah membuka pintu suka berdebat’ dan Allah sulitkan mereka untuk beramal.” Beliau juga menjelaskan akidah ahlus sunnah, sebagaimana yang diceritakan oleh Muhammad bin Katsir Al-Mashishi, bahwa beliau mendengar Al-Auza’i mengatakan, “Kami dan para tabiin, semuanya, berpendapat bahwa Allah berada di atas Arsy, dan kami beriman terhadap semua keterangan tentang Allah yang terdapat dalam sunah.” Beliau menasihatkan agar manusia senantiasa berpegang dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana diriwayatkan Amir bin Yasaf, bahwa beliau mendengar Al-Auza’i mengatakan, “Apabila kamu mendengar hadis dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, janganlah kamu mengambil pendapat orang lain, karena beliau adalah mubalig penyampai berita dari Allah.” Beliau juga menasihatkan, “Tidaklah seseorang berbuat bid’ah kecuali pasti akan dicabut sifat wara’-nya”. Dari Abu Ishaq Al-Fazari, bahwa Al-Auza’i menasihatkan, “Ada lima hal yang dipegangi para sahabat dan tabiin berpegang teguh dengan jamaah pemerintah, mengikuti sunah, memakmurkan masjid rajin shalat berjamaah, membaca Alquran, dan berjihad.” Ibnu Syabur mengatakan bahwa Al-Auza’i pernah menasihatkan, “Barang siapa yang mencari-cari pendapat-pendapat aneh yang menyimpang dari para ulama, niscaya dia akan keluar dari Islam.” Walid bin Mazid menceritakan bahwa Al-Auza’i mengatakan, “Celakalah orang yang mendalami ilmu untuk masalah selain ibadah dan orang yang berusaha menghalalkan hal yang haram dengan syubhat.” Beliau juga pernah berpesan dengan satu perkataan yang indah dan cukup terkenal, sebagaimana diriwayatkan oleh Walid bin Mazid; beliau mendengar Al-Auza’i mengatakan, عَلَيكَ بِآثَارِ مَن سَلَفَ وَإِن رَفَضَكَ النّاسُ وَإِيّاكَ ورَأيَ الرِّجَال وَإِن زَخْرَفُوهُ بِالقَولِ فَإِنَّ الأَمرَ يَنجَلِي وَأَنتَ عَلَى طَرِيقٍ مُستَقِيم “Berpegang-teguhlah dengan atsar riwayat para ulama salaf, meskipun masyarakat menolakmu. Jangan mengikuti pemikiran manusia, meskipun mereka menghiasi ucapannya. Sesungguhnya, semua perkara akan tampak dalam keadaan engkau berada di jalan yang lurus.” Wafatnya Al-Auza’i Beliau sangat dimuliakan oleh Khalifah Al-Manshur. Khalifah sangat memerhatikan nasihat-nasihat Al-Auza’i. Sampai akhirnya, beliau pernah ditawari untuk menjadi hakim oleh Khalifah, namun beliau menolaknya. Di akhir hayatnya, beliau berangkat ke Beirut dan melaksanakan tugas ribath menjaga daerah perbatasan dan meninggal dunia di sana. Warisan yang beliau tinggalkan ketika beliau wafat hanya enam dinar, dan itu merupakan sisa dari sedekah yang dia berikan. Semoga Allah merahmati Imam Al-Auza’i. Adz-Dzahabi, Tadzkirah Al-Huffazh, Al-Maktabah Asy-Syamilah, no. urut 177 Artikel KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28